Sabtu, 25 Agustus 2012

Membelokkan Makna Cinta

Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu, Aku ingin menjadi sesuatu yg mungkin bisa kau rindu, Karena langkah merapuh tanpa dirimu…

Kau seperti nyanyian dalam hatiku, Yang memanggil rinduku padamu, Seperti udara yg kuhela kau selalu ada … Hanya dirimu yg bisa membuatku tenang, Tanpa dirimu aku merasa hilang, Dan sepi, dan sepi …

Dealova by ti ajaa

Senja ini saya habiskan waktu di teras belakang rumah, dengan petikan gitar dan senandung Dealova, sebuah lagu lawas yang menjadi lagu kebanggsaan bagi yang sedang in love,  yang indahnya mengalahkan murotal termasuk saya pastinya pernah jatuh cinta, pernah menjadikan lagu ini lagu kebangsaan saat cinta nan syahdu menyentuh relung hati saya yang lembut dan dalam nan romantis, pokoknya indah lah katanya, eh kata saya juga, waktu itu *ngeles aja nih *




“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”(QS. Ali Imran : 14)

Malam minggu ini saya ingin memberi arti pada cinta dari kalimat milik ALLAH diatas [maha benar ALLAH dengan segala firmanNYA], dari kalimat diatas ALLAH memberi keindahan pada manusia berupa perhiasan, dan perhiasan itu bernama cinta. Kata perhisan untuk saya adalah sesuatu yang mahal, sesuatu yang harus ditempatkan ditempat yang semestinya kan kalung jadi indah kalau ditaruh di leher, coba kalau kalung ditaruh di telinga, kan jadi gak indah lagi, demikian dengan cinta, tempatkan pada hati bukan dibawah perut karena kalau cinta ditaruh dibawah perut maka rusak dan hancur tuh perhiasan, hilang makna cinta yang ada nafsu. Jadi jangan diumbar disembarang tempat tuh cinta. Makna cinta akan berubah menjadi napsu soalnya, sama sama 5 huruf tapi artinya jauh berbeda.

Kemudian kembali ke kalimat diatas, dan kepada ALLAH lah tempat kembali, artinya cinta selain ALLAH hanya perhiasan dan kembali kepada ALLAH lah cinta yang sesungguhnya, mari memaknai cinta lagi [kaya dosen cinta nih] haih…

Ketika saya jatuh cinta maka sejuta rasa hadir dihati saya, rasa takjub [kagum sampe meleleh ketika melihatnya], rasa cemas takut kehilangan, H2C alias harap harap cemas ketika sehari saja gak ada sms darinya, rasa ridho [rela memberi apapun asal si dia bahagia] sejauh itu bisa saya lakukan, maka biasanya saya dengan senang hati melakukannya.

Pokoknya gunung kan kudaki, lautpun kan kuseberangi, “lebay banget lo Ti” kemudian  bisa dipastikan saya akan sering menyebut namanya, dan panggilannya indah ditelinga saya, kangen denger suaranya dan penuh pengorbanan. kira kira begini rasanya kan yah?

Dari kalimat ini, saya yang mengaku mencintai ALLAH sudahkah takjub dengan segala yang diberikan ALLAH kepada saya, bagaimana jantung memompa darah, bagaimana kaki saya yang hanya dua ini mampu berdiri tegak, bagaimana mata saya mampu melihat dan membedakan warna, sudahkah saya takjub? Mustinya saya cemas ketika dijauhkan oleh ALLAH, harusnya saya H2C ketika belum bertemu denganNYA melalui shalat shalat saya, mustinya saya mengorbankan separuh dari harta saya sebagai pengorbanan untuk yang saya cintai, ketika kekasih saya mencintai anak yatim dan fakir, mustinya saya juga dong
Ketika kekasih saya memanggil untuk bertemu dengan saya  lewat adzan yang berkumandang indah, harusnya saya segera menemuinya, ketika adzan berkumandang dan saya masih sibuk kerja, sibuk nyetir, “ntar lah waktu masih panjang” apa ini yang saya katakan cinta, kekasih memanggil, saya cuekin… pacar saya aja ngamuk sms nya gak dibales, terbayang murkanya ALLAH, nauzubillamindzalik irhamnna ya ALLAH.

Jadi untuk menumbuhkan cinta atau mahabbah kepada ALLAH caranya adalah dengan taqqorub ilallah (mendekatakan diri kepada ALLAH). Bukankah saya juga selalu ingin dekat dengan dia yang saya kasihi? bukannya saya selalu merindukan panggilan sayangnya nah indah ditelinga saya? bukankah dia selalu ada dihati saya :) begitupun ketika saya mengaku sebagai kekasih ALLAH, mustinya semua rasa ini hadir pula untuk ALLAH  inilah cinta yang sebenarnya cinta, inilah arti cinta dalam surat Ali Imran diatas.

Jika Dealova dimaknai sebagai cinta kepada ALLAH, subhanallah
“KAU seperti nyanyian dalam hatiku, Yang memanggil rinduku padaMU, Seperti udara yg kuhela, KAU selalu ada … KAU selalu ada”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar